Al Balkhi’s Sustenance of the Soul #Inti 3 (terakhir)

Gejala-gejala psikologis mempengaruhi manusia dengan porsi lebih banyak dibanding gejala-gejala yang mengganggu kesehatan tubuh. Bahkan ada individu yang sepanjang hayatnya sehat fisik.Dan tidak ada satupun individu sepanjang hayatnya tidak merasakan gejala-gejala psikologis (merasa stres, sedih, marah, takut, panik dan semacamnya). Diantara kita, ada yang merespon dengan mudah menghadapi rasa stres dan ada yang menghadapi kesedihan dengan kesulitan yang mendalam.

Karena alasan tersebut, seharusnya tidak ada satupun (dari kita) yang tidak mempedulikan kesehatan jiwa atau lalai dalam melindungi jiwanya dari gangguan kecemasan dan mengarahkannya kepada kehidupan yang tidak bahagia.

Jika kamu tertarik untuk membaca buku “Sustenance of the Soul” secara langsung, akan sangat lebih baik 🙂 Silakan akses di http://www.iiit.org atau dapat juga diakses di google books (dengan judul: Abu Zayd al-Balkhi’s Sustenance of the Soul: The cognitive Behavior Therapy of a Ninth Century Physician)


Sedangkan alasan saya mencoba menuliskan apa-apa yang saya dapatkan dari buku pada blog ini, (1) supaya bisa ‘agak’ lebih detail (dibanding saya mempublikasikannya melalui caption di Instagram atau review singkat di Goodreads.com), (2) tentunya untuk dapat saya akses kapanpun saya merasa butuh (3) dalam menjaga kesehatan mental, ternyata ada ilmu sederhananya, untuk kamu dan untuk saya.

Diskusi, masukan dan saran dari kamu, mungkin saja akan sangat membantu untuk perkembangan ilmu psikologi dan pengembangan sumber daya manusia di masa depan 🙂 kontak saya di sakinatur@gmail.com


Chapter 8. Menangkis Gangguan Obsesif

Sulit disembuhkan. Gangguan obsesif yang dimaksud Al-Balkhi adalah inner speech (monolog dalam diri) atau bisikan hati yang berulang-ulang. Simptom ini biasanya berupa pikiran-pikiran negatif atau bisa juga pikiran sesuatu yang sangat dicintai atau sangat diinginkan (obsesi). Tidak sepenuhnya merupakan gangguan psikologis, tapi juga dipengaruhi kondisi kondisi fisiologis bawaan. Berbeda dengan simptom lainnya, ada orang yang sama sekali tidak pernah mengalami gangguan obsesif ini.

[artinya, hampir semua orang pernah merasakan; distress (stres yg tidak produktif), kemarahan, takut berlebihan teror dan panik, sadness, depresi, dan melankoli. tapi hanya beberapa orang saja mengalami gangguan obsesif]

Al-Balkhi menjelaskan ada dua penyebab gangguan obsesif; (1) dominasi salah satu cairan tubuh, khususnya cairan hitam –perlu diingat, Al-Balkhi hidup di abad 9 yang pada masa itu ilmu kedokteran mengklasifikasi cairan dalam tubuh menjadi 4 cairan; darah, kuning, hitam dan dahak. (2) gangguan setan. Tapi, bagi Al-Balkhi, yang penting bukan sumbernya, melainkan usaha penderita dalammenghadapinya.

Analoginya, lagi-lagi masih sama seperti ketika kita menjaga kesehatan tubuh. Strategi Internal dengan menjaga apa yang kita makan dan Strategi Eksternal dengan pengobatan ketika sakit. Menangkis gangguan obsesif juga, dengan Strategi Eksternal dan Strategi Internal.

Strategi Eksternal dalam Menangkis Gangguan Obsesif

  1. Menghindari Kesendirian
    • Kesendirian dapat memicu munculny apikiran negatif dan self-talk yang menyakiti diri.
    • Seseorang perlu menyibukkan diri berinteraksi dan berdiskusi dengan orang lain, membahas hal-hal yang ia khawatirkan
    • Ketika sendirian, efek dari gejala obsesif ini bisa berlipat sedangkan ketika bercakap-cakap dengan orang lain, bisikan-bisikan yang berulang dalam diri bisa berkurang.
  2. Tidak Menganggur
    • Seperti kesendirian, kurangnya aktivitas eksternal akan meningkatkan aktivitas internal sehingga pikiran-pikiran negatif menjadi muncul
    • Seseorang dengan gejala obsesif perlu mencari kesibukan yang menyita waktunya,misalnya bekerja untuk mencari penghasilan
    • Jika bosan, ia bisa berekreasi
  3. Mencari Teman Diskusi yang Baik
    • Teman yang tulus dan dapat dipercaya akan mendengar, memberikan saran dan menunjukkan pada penderita gejala obsesif bahwa pikiran-pikiran negatifnya itu keliru dan irasional, saat ini mungkin serupa dengan konselor.

Strategi Internal dalam Menangkis Gangguan Obsesif

  1. Memperhatikan Reaksi Orang Sekitar
    • Seseorang dengan gangguan ini perlu memperhatikan bagaimana reaksi orang sekitar terhadap pikiran-pikiran negatifnya
    • Jika yang dikhawatirkannya itu nyata, pastilah orang lain juga merasa terganggu
    • JIka orang lain tenang-tenang saja, berarti pikiran negatif tersebut tidak nyata
    • Kesadaran akan hal ini bisa melawan simptom obsesif
  2. Membangun pikiran-pikiran Optimistik
    • Seseorang dengan gangguan obsesif biasanya pesimis, mereka membesar-besarkan masalah kecil
    • Ia perlu merenungkan bahwa Allah telah menciptakan jiwa dengan kekuatan menahan rasa sakit
    • Ia juga perlu memperhatikan bahwa di dunia ini orangyang sehat secara fisik maupun psikologis lebih banyak daripada yang mengalami disabilitas, yang sakit parah kemudian meninggal lebih sedikit daripada yang sakit kemudian sembuh, dst.

Terima kasih sudah mengikuti “Sustenance of the Soul” di blog ini sejak awal! Iya, perlu usaha lebih bagi saya untuk menyelesaikan rangkuman “Sustenance of the Soul” versi saya, yang sebenarnya sudah dimulai sejak awal Juni lalu pertamakali saya menerbitkan ini ^^ maafkan atas segala khilaf. ila liqo’

Jika kamu ingin membaca ulang satu persatu, klik link di bawah ini ya.. (smile)

https://yunitasakinatur.wordpress.com/2020/06/21/al-balkhis-sustenance-of-the-soul-prolog/

https://yunitasakinatur.wordpress.com/2020/06/28/al-balkhis-sustenance-of-the-soul-inti-1/

https://yunitasakinatur.wordpress.com/2020/10/14/al-balkhis-sustenance-of-the-soul-inti-2/

Diterbitkan oleh yunitasakinatur

Bismillah, menulis untuk masa depan~

Tinggalkan komentar